Perlambangan budaya Melur putih

Di rantau Nusantara

Pengantin Jawa Surakarta yang dihiasi roncen melati.

Melur putih adalah salah satu dari bunga nasional Indonesia (ditetapkan secara rasmi melalui undang-undang pada 1990), dua bunga nasional lainnya adalah anggerik bulan dan pakma raksasa.[9] Makna penting melur putih dalam budaya Indonesia sudah dikenal jauh lebih tua. Ia telah lama dikenal sebagai bunga suci dalam tradisi lama sebelum tertubuhnya Indonesia lagi di mana ia melambangkan kesucian, keanggunan yang sederhana, dan ketulusan. Ia juga melambangkan keindahan dalam kesederhanaan dan kerendahan hati, kerana meskipun bunga putih ini kecil dan sederhana, tetapi wanginya harum semerbak. Bunga ini merupakan bunga yang paling penting dalam upacara pernikahan bagi berbagai suku bangsa di Indonesia, terutama di Jawa.[10] Kuncup bunga melur yang belum sepenuhnya mekar biasanya dipetik, dikumpulkan dan dirangkai menjadi karangan melur atau roncen melati. Pada hari pernikahan, pengantin adat Jawa atau Sunda dihiasi karangan melur yang membentuk jaring pembungkus konde, dan sebahagian lainnya membentuk rantaian rumit karangan melur yang tergantung dari kepala pengantin wanita. Melur juga menghiasi keris pengantin lelaki di mana rangkaian ini disebut roncen usus-usus yang merujuk pada bentuknya yang menyerupai usus dan dikaitkan dengan legenda Arya Penangsang. Pengantin Makassar dan Bugis juga menghiasi rambutnya dengan kuncup melur yang disematkan ke rambut menyerupai butiran mutiara. Melur juga sering dipakai sebagai bunga sesajian untuk hiang, arwah dan dewa-dewa, terutama oleh umat Hindu Bali; melur juga sering digunakan sebagai bunga tabur dalam upacara pemakaman atau ziarah makam.

Melur memiliki makna yang luas dalam tradisi Indonesia; ia adalah bunga kehidupan, keindahan dan pernikahan, tetapi sering kali dikaitkan dengan arwah orang yang telah wafat dan kematian. Dalam lagu dan puisi perjuangan Indonesia, "gugurnya bunga melati" sering kali dijadikan perlambangan "gugurnya pahlawan yang berkorban demi bangsa dan negara". Makna ini sangat mirip dengan "gugurnya bunga sakura" dalam tradisi Jepun yang melambangkan "gugurnya para pejuang". Lagu patriotik Melati di Tapal Batas (1947) karya Ismail Marzuki dan Melati Suci[11] (1974) karya Guruh Sukarnoputra menggambarkan melur sebagai pahlawan yang gugur di medan perjuangan, yang harumnya sentiasa hadir sebagai kesuma yang menghiasi Ibu Pertiwi. Lagu Melati dari Jayagiri" karya Iwan Abdurachman mengibaratkan melur sebagai kecantikan seorang gadis suci dan cinta masa lalu yang telah hilang dan sentiasa dirindukan.

Di negara-negara lain

Melur putih atau sampaguita (dalam bahasa Tagalog) ditetapkan sebagai bunga kebangsaan Filipina sejak tahun 1934 oleh Gabernor Jeneral Filipina, Frank Murphy, melalui pemakluman No. 652.[12][9][7] Orang Filipina merangkai jalinan bunga melati menjadi kalung karangan, malai rangkaian bunga dan mahkota bunga.[13][14] Karangan bunga ini ada yang jarang-jarang dan ada yang padat, umumnya dijual oleh penjual bunga di depan gereja atau persimpangan jalan.[15]

Bunga ini umum ditanamkan di India dan Bangladesh,[7] yang biasanya digunakan untuk membuat rangkaian bunga tebal untuk penghias rambut. Di Oman, bunga melur digunakan dalam upacara ulang tahun pertama seorang bayi. Bunga ditaburkan di atas dahi bayi sambil mengucapkan "hol hol". Bunga ini biasanya dijual dalam kemasan daun ketapang yang disemat dengan serat daun kurma.[16]

Kecantikan bunga ini diabadikan dalam budaya Cina melalui lagu rakyat Mo Li Hua. Lagu ini kemudiannya dipakai oleh para mahasiswa prodemokrasi pada tahun 2011 yang memaksa pemerintah komunis Republik Rakyat China mengharamkannya.[17]

Rujukan

WikiPedia: Melur putih http://www.economist.com/node/18291529?story_id=18... http://books.google.com/books?id=IXtGAGK2LG0C&prin... http://books.google.com/books?id=oGUt7-7sGRIC&prin... http://books.google.com/books?id=LkTwlWpX8MEC&prin... http://www.humanflowerproject.com/index.php/weblog... http://www.youtube.com/watch?v=AdOqm6RK6OA http://www.aseansec.org/18203.htm http://www.efloras.org/florataxon.aspx?flora_id=2&... http://www.fao.org/docrep/005/ac452e/ac452e05.htm http://www.fao.org/docrep/005/ac452e/ac452e07.htm#...